Kamis, 26 Januari 2012

MEMBACA MENAMBAH PENGETAHUAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan sebuah proses kegiatan untuk memperoleh informasi. Dengan membaca kita dapat mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui, membaca juga memberikan wawasan yang luas terhadap pengetahuan kita. Begitu banyak manfaat membaca, namun kegiatan ini sangat sulit untuk di jadikan rutinitas sehari-hari. Terpacu oleh keadaan seperti itu, maka saya menyajikan sebuah makalah yang berjudul “Membaca Menambah Pengetahuan“.
Apa yang telah kita baca dan untuk apa kita membaca? jawaban dari pertanyaan tersebut telah saya sajikan dalam makalah ini. Begitu juga dengan proses dalam kegiatan membaca seperti, tujuan membaca; teknik yang digunakan ketika membaca; kesulitan saat membaca berserta cara mengatasinya; manfaat membaca; hal-hal yang perlu diperhatikan saat menginformasikan bacaan; sampai hubungan membaca dengan keterampilan bahasa lainnya (menyimak, berbicara, menulis). Pembahasan tersebut didasarkan oleh kondisi lemahnya kegiatan membaca di Indonesia dewasa ini.

1.2    Tujuan Penulisan
Disamping  untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan membaca, tujuan saya menyusun makalah ini yaitu:
1.    Memberitahukan  manfaat membaca.
2.    Menejelaskan teknik membaca.
3.    Mempelajari cara mengatasi kesulitan/kendala membaca.
4.    Mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menginformasikan bacaan yang telah di baca.
5.    Mempelajari hubungan keterampilan membaca dengan menyimak, berbicara, dan menulis.

1.3    Manfaat Penulisan
Penyusunan makalah ini tentunya saya harapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memperluas pengetahuan mengenai keterampila membaca. Khususnya bagi mahasiswa, semoga dapat dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri dan meningkatkan kualitas membaca.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Bacaan Yang Baik
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak dipenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960:43-44).
Begitu banyak tulisan yang dapat kita baca, namun bacaan tersebut harus kita pilih mana yang baik dan bermanfaat untuk dibaca. Sebelum penulisan makalah ini saya telah membaca sebuah buku yang berjudul Mahir Menulis karya prof. mudrajad kuncoro, ph.d. buku ini menjelaskan tentang bagaiman cara menulis sebuah tulisan yang baik. Dalam buku tersebut terdapat beberapa bab, namun dalam kegiatan ini saya membahas bab pertama yaitu menumbuhkan motivasi menulis. Mengapa dalam kegiatan tersebut saya membahas hal itu, karena dewasa ini banyak orang yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk menulis namun tidak dapat menjadikannya sebagai kegiatan yang ditekuni dan digemari.
Bab pertama dalam buku mahir menulis yaitu menumbuhkan motivasi menulis memiliki beberapa faktor pendukung dalam menumbuhkan motivasi kita untuk menulis, yaitu:


1.    Perintah menulis
Perintah membaca dan menulis ini merupakan perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia sebab membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Seorang ulama salaf, dalam tafsir Al-Qurthubi, menyatakan: “Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah…”.
2.    Semua orang punya bakat menulis
Sebenarnya semua orang memiliki bakat dalam menulis, contohnya: kita sering menulis surat atau chatting dengan pacar, suami, istri atau sahabat. Namun semua itu perlu dilatih dan meningkatkan keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan. Sehingga tulisan tersebut dapat dinikmati dan bermanfaat bagi orang banyak.
3.    Menjadi penulis produktif
    Jadikan kegiatan menulis sebagai pilihan hidup.
    Menumbuhkan kebiasaan menulis dalam diri kita.
    Mengikuti seminar, talk show atau workshop untuk menambah wawasan menulis kita.
    Mengamati peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita setiap harinya.

4.    Menjadi kaya dengan menulis
Dengan kita banyak menulis, apalagi tulisan kita dapat dipublikasikan, maka kita akan mendapatkan hasil dari tulisan kita. Bukan tidak mungking dengan tulisan yang kita buat, kita dapat menjadi kaya. Contohnya J.K. Rowling dia seorang penulis novel yang terkenal dengan novelnya yaitu Harry Potter. Dari satu judul novel saja J.K.Rowling mendapatkan royalty US$2,97 juta atau sekitar Rp29,7 miliar. Jadi bukan hal yang tidak mungkin jika kita menjadi kaya dengan menulis.
Buku tersebut memotivasi kita untuk terus mengembangkan kemampuan kita dalam menulis, karena menulis merupakan hal yang bermanfaat bagi kita maupun orang banyak.

2.2    Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi memahami makna bacaan. Makna atau arti saling berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini adalah beberapa hal penting dari membaca:
a.    Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b.    Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang pengarang untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c.    Membaca menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap cerita, apa yang terjadi mula-mula hingga akhir cerita untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.
d.    Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
e.    Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan.
Tujuan-tujuan membaca setiap orang pasti berbeda-beda, ada yang hanya untuk mengisi waktu luang dan ada juga yang sekedar dijadikan sebagai hiburan saja. Tujuan yang dijelaskan diatas mungkin jarang dipikirkan oleh sebagian orang, namun tidak sedikit juga orang yang bertujan seperti itu dalam membaca. Seorang sarjana pernah mengatakan, bahwa orang yang membaca dengan baik adalah orang yang biasanya berpikir baik; dia memiliki suatu dasar pendapat dan tujuan yang hendak dicapainya.
Dari beberapa tujuan membaca diatas, kegiatan membaca yang saya lakukan sebelum menulis makalah ini yaitu termasuk kedalam tujuan poin b. Mengapa demikian, karena dalam kegitan membaca yang saya lakukan tersebut yaitu bertujuan untuk memperoleh ide-ide pokok untuk kemudian dipresentasikan kepada teman-teman di kelas.

2.3    Manfaat Membaca
Dengan membaca bacaan yang baik kita dapat memperoleh manfaat yang baik juga, tetapi jika kita membaca bacaan yang kurang baik; contohnya: Koran atau majalah yang bertujuan sebagai hiburan yang hanya ada gambar-gambar seksi (porno), maka orang-orang tersebut tidak akan mendapatkan manfaat dari hasil bacaannya, mereka hanya membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak penting.
Banyak hal yang kita dapatkan dari membaca, begitu juga dengan saya. Dalam kegiatan mambaca yang saya lakukan dengan buku berjudul Mahir Menulis, saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang belum saya ketahui, diantaranya; Saya dapat mengetahui bagaimana cara untuk menumbuhkan motivasi menulis, bagaimana cara untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai kegiatan rutin, mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh jika kita menulis, dan saya juga mengetahui bahwa dengan menulis kita dapat menjadi kaya.
Manfaat  yang saya dapatkan tersebut tidak hanya untuk saya, namun manfaat tersebut diperoleh juga oleh tema-teman di kelas, karena hasil bacaan tersebut saya informasikan kembali kepada mereka. Ternyata bukan hanya itu saja manfaat yang saya dapatkan dari membaca, tetapi dengan menginformasikan hasil bacaan kepada teman-teman, saya dapat belajar bagaimana cara menginformasikan bacaan dengan baik dan juga belajar berbicara dihadapan orang banyak.

2.4    Teknik Membaca
Banyak teknik membaca yang dapat kita aplikasikan dengan kegiatan membaca kita, namun setiap orang memiliki teknik yang berbeda-beda. Begitu juga dengan saya, biasanya saya menggunakan tekik SQ3R yaitu survey, question, read, recite, dan review dalam kegiatan membaca yang saya lakukan. Pada buku yang saya baca yaitu Mahir Menulis, yang pertama saya lakukan adalah melihat-lihat dari judul, bab-bab serta subbab yang terdapat dalam buku tersebut, kedua saya bertanya-tanya tentang pembahasan yang ada dalam bab tersebut, ketiga setelah bertanya-tanya kemudian saya membaca buku itu dengan menangkap hal-hal yang penting, keempat saya menceritakan kembali dengan bahasa sendiri dan yang terakhir saya lakukan yaitu meninjau kembali apa yang telah saya baca.
2.5    Kesulitan Atau Kendala Membaca
Setiap kegiatan pasti memiliki kesulitan atau kendala tersendiri, dalam kegiatan membaca pun sama. Ketika saya membaca, saya mengalami hambatan-hambatan yang mengganggu kegiatan membaca saya. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya;
    Sulit berkonsentrasi; awalnya saya membaca dengan santai dan saya juga dapat menangkap maksud dari apa yang saya baca, namun lama-kelamaan konsentarasi saya melemah. Akhirnya saya harus mengulang membaca untuk mendapatkan maksud dari semua yang say abaca tersebut.
    Melakukan kebiasaan buruk dalam membaca, contohnya; saya sering membaca dengan bersuara, padahal kebiasaan tersebut itu tidak baik dan hanya menghambat proses membaca saya. Saya juga sering mengulang-ulang kalimat yang belum saya pahami.
Untuk mengatasi kendala tersebut saya memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya, biasanya hal yang saya lakukan ketika sulit berkonsentrasi yaitu dengan berhenti membaca beberapa menit kemudian saya bernyanyi sesuka hati untuk menyegarkan kembali otak saya, dan saya kembali membaca ketika otak saya sudah fresh. Saya juga sering melakukan pengulangan kalimat pada saat membaca, dan hal yang saya lakukan untuk mengatasinya yaitu dengan cara meminimalisir regersi tersebut.

2.6    Menginformasikan Hasil Bacaan
Kesulitan yang saya alami tidak hanya ada saat saya membaca saja, namun pada saat menginformasikan hasil bacaan pun saya mengalamim kesulitan atau kendala. Adapu kendala-kendala tersebut yaitu:
    Kurang percaya diri ketika menyampaikan apa yang telah saya baca.
    Kurang memahami bagaimana cara berbicara di depan orang banyak, jadinya saya grogi untuk menyampaikan hasil bacaan saya, mungkin hal itu didasari oleh jarangnya berbicara secara terarah dihadapan orang banyak.
Dari beberapa kesulitan tersebut saya berusaha untuk mengatasinya dengan cara menarik nafas dalam-dalam, kemudian dikeluarkan dengan perlahan, dan badan saya selalu bergerak kemana saja untuk menghilangkan rasa grogi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menginformasikan hasil bacaan, yaitu:
    Bersikap tenang atau tidak grogi.
    Adanya interaksi antara pembicara dengan pendengar.
    Berbicara dengan terarah dan jelas, agar apa yang kita sampaikan dapat dipahami oleh pendengar.
    Hendaknya kita berdiri pada saat kita berbicara, kemudian berjalan untuk berinteraksi dengan pendengar.

2.7    Hubungan Membaca Dengan Menyimak, Berbicara, Dan Menulis
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu:
a.    Keterampilan menyimak/ mendengarkan.
b.    Keterampilan berbicara.
c.    Keterampilan membaca.
d.    Keterampilan menulis.
Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak/ mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca dan menulis. Berikut ini merupakan hubungan membaca dengan keterampilan yang lainnya:
a.    Hubungan membaca dengan menyimak/ mendengarkan
Membaca sangat berhubungan erat dengan menyimak, karena dengan kita membaca, kita dapat member simakan kepada orang lain. Seperti yang sudah saya lakukan pada saat menginformasikan hasil bacaan yang telah saya baca.
b.    Hubungan membaca dengan menulis
Seorang politikus inggris abad ke-18, Gordon Smith menyatakan bahwa: “ Membaca tampa menulis, ibarat harta menumpuk tanpa dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeruk air dari sumur kering. Tidak membaca dan tidak menulis, ibarat ibarat orang tak berharta jatuh kedalam sumur penuh air.” Jadi jelas sekali hubungan membaca dengan menulis tersebut sangat berkaitan.
c.    Hubungan membaca dengan berbicara
Dengan saya membaca, saya dapat berbicara dengan baik dan bermanfaat. Beda dengan tidak membaca, orang akan berbicara semaunya dan bisa jadi tidak bermanfaat, karena dalam pembicaraannya tidak ada pengetahuan baru untuk para pendengar pelajari.


BAB III
PENUTUP


3.1    Simpulan
Bedasarkan dari kegiatan membaca yang saya lakukan, ternyata banyak hal yang dapat saya pelajari maupun yang saya ketahui. Saya dapat mengatasi bagaimana cara menyikapi kesulitan atau kendala pada saat membaca, saya juga dapat belajar bagaimana cara bebicara dihadapan orang banyak dengan baik, sehingga apa yang saya sampaikan dapat dipahami oleh pendengar.

3.2    Saran
Pada saat kita membaca hendaknya kita mengetahui hal-hal apa yang dapat menghambat kegiatan membaca kita, kemudian kita belajar untuk mengatasinya. Begitu juga dengan menginformasika hasil bacaan, kita harus belajar bagaimana cara menginfomasikan hasil bacaan yang kita baca dengan baik, sehingga pesan yang kita sampaikan dapat dipahami oleh para pendengar.


DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, henry gutur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS-IKIP.
Kuncoco, mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Yogyakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar